Sejujurnya, saya sendiri pun masih awam. Tapi, bukankah dengan berbagi malah bertambah? Izinkan pemula ini untuk berbagi sedikit ilmu yang dimilikinya.

Menulis menuntut seseorang untuk menguarkan ide dan gagasan dari dalam pikiran. Entah berdasarkan tuntutan, memberi informasi suatu kejadian, saling bertukar pesan, atau ya, sekadar mengalirkan perasaan. 


Menulis sangat bisa dijadikan media penghilang kepenatan. Mengelola setiap perasaan. Bahkan, sebagai jalan masuknya pundi-pundi keuangan.


Walau banyak keuntungan yang bisa dihasilkan dari menulis. Namun juga, tidak sedikit yang mengeluhkan akan sulitnya berkutat dengan kegiatan merangkai kata ini. 


Sulit, katanya. Harus mulai dari mana? Ah, tulisanku berantakan. Sudahlah. Sia-sia saja saya menulis. Hm, mungkin nanti saja saya menulis, ketika butuh. Dan, banyak lagi.


Padahal, menulis adalah kegiatan yang telah kita kenal sedari dulu. Mungkin, ada beberapa orang yang beruntung telah mempraktikkan menulis sejak taman kanak-kanak. Adapula yang dimulai sejak sekolah dasar. Itu umumnya. Namun, adakah orang yang benar-benar tidak bisa menulis sama sekali? Tidak. Kebanyakan alasan mereka hanyalah, untuk apa? Buang-buang waktu saja. Seperti alasan  saya dulu -menolak untuk selalu menulis, sebelum tahu nikmatnya manfaat dari menulis, tulisan apa saja.


Apapun jenis tulisannya. Entah berdasarkan realitas yang ada atau imajinasi belaka. Fiksi maupun non-fiksi. Apapun, itu. Semua berasal dari ide. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) V mengartikan ide sebagai susunan rancangan yang ada dalam pikiran. Oke, sampai sini sudah mulai paham, ya.


Tidak ada manusia yang tidak dibekali pikiran. Jenis pikiran dapat bermacam-macam. Nyeleneh ataupun tidak. Selama dirasa memiliki nilai 'emas', mengapa tidak untuk disebarluas?


Peka. Cobalah untuk peka terhadap lingkungan. Manfaatkan kelima panca indera untuk menangkan setiap informasi yang ada. Susunlah menjadi rancangan. Selamat, ide sudah Anda dapatkan.


Sekarang. Cobalah menuliskannya secara acak. Catat di kertas, note HP, laptop, atau di mana saja, tempat yang sangat nyaman bagi Anda untuk menulis.


Belum, belum. Ada suatu tahapan penting lainnya. Cobalah bersikap kritis. Jangan terlalu mudah untuk mengiyakan. Ajukan beberapa pertanyaan terhadap ide yang muncul begitu saja di dalam benak atau yang masih berseliweran. 


Latihlah kekritisan itu dengan selalu mempertanyakan ide tersebut agar sampai pada jawaban yang benar-benar memuaskan. Setidaknya bagi diri sendiri. Hingga dapat bermanfaat bagi sesama dan lingkungan.


Saran saya: mulailah menulis. Dalam prosesnya pasti akan banyak bertemu dengan hambatan. InsyaAllah, setiap hambatan, satu-satu, akan dibahas pada tulisan yang akan datang.


Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi Anda semua dan saya sendiri, khususnya.